Sesuai
dengan fungsinya yaitu untuk membawa aliran bit data dari satu ke komputer
lainnya, maka dalam pengiriman data memerlukan media transmisi yang nantinya
akan digunakan untuk keperluan transmisi. Setiap media mempunyai karakteristik
tertentu, dalam bandwidth, delay, biaya dan kemudahan instalasi
serta pemeliharaannya.
Media
transmisi merupakan suatu jalur fisik antara transmitter dan receiver
dalam sistem transmisi data. Media transmisi dapat diklasifikasikan sebagai
guided (terpandu) atau unguided (tidak terpandu). Kedua-duanya dapat
terjadi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Dengan media yang terpandu,
gelombang dipandu melalui sebuah media padat seperti kabel tembaga terpilin
(twisted pair), kabel coaxial tembaga dan serat optik. Atmosfer dan udara
adalah contoh dari unguided media, bentuk transmisi dalam media ini
disebut sebagai wireless transmission.
Beberapa
faktor yang berhubungan dengan media transmisi dan sinyal sebagai penentu
data rate dan jarak adalah sebagai berikut:
a. Bandwidth
(lebar pita)
Semakin besar bandwidth sinyal, maka semakin besar pula daya yang dapat
ditangani.
b.
Transmission Impairement (kerusakan transmisi)
Untuk media terpandu, kabel twisted pair secara umum mengalami kerusakan
transmisi lebih daripada kabel coaxial, dan coaxial mengalaminya
lebih dari pada serat optik.
c.
Interference (interferensi)
Interferensi dari sinyal dalam pita yang saling overlapping dapat
menyebabkan distorsi atau dapat merusak sebuah sinyal.
d.
Jumlah penerima (receiver)
Sebuah media terpandu dapat digunakan untuk membangun sebuah hubungan
point-to-pint atau sebuah hubungan yang dapat digunakan secara bersama-sama.
Sesudah
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan media transmisi dan bisa
menentukan topologi yang cocok untuk jaringan yang akan dibangun tentunya, pasti
kita perlu mengetahui peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam membangun suatu
jaringan komputer. Adapun media yang dibutuhkan selain komputer,
terlepas dari jenis jaringan yang akan dibangun adalah:
- Kabel
- Transmisi tanpa kabel (wireless) dan
- Network interface card (NIC) atau kartu jaringan.
4.1 Pengertian Dasar
4.1.1 Sinyal Data
Pada proses komunikasi, data yang
hendak ditransmisikan akan dikodekan terlebih dahulu dalam bentuk sinyal
analog dan sinyal digital.
a.
Sinyal Analog
Sinyal analog (Gambar 4.1)
adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang sambung-menyambung (kontinu),
tidak ada perubahan tiba-tiba dan mempunyai besaran, yaitu amplitude dan
frekuensi.
Dengan menggunakan sinyal
analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tapi
sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise.
Gelombang pada sinyal analog
umumnya berbentuk sinusoidal yang memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitude,
frekuensi dan phase.
Gambar 4.1 Gelombang
Sinyal analog
1. Amplitude
Amplitude
merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog. Gambar 4.2
berikut ini menunjukkan lebih jelas apa yang dimaksud dengan amplitude
Gambar 4.2 Amplitude
- Frekuensi
Frekuensi
adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam waktu satu detik. Tampilannya
dapat dilihat pada Gambar 4.3 di bawah ini.
Gambar 4.3 Frekuensi
3.
Phase
Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.
Phase pada sudut 0 derajat, 90, 180, 270, dan 360 diperlihatkan oleh Gambar
4.4 di bawah ini.
Gambar 4.4 Phasa Sinyal
Sinusoidal
Dengan menggunakan
ketiga variabel tersebut, maka akan diperoleh tiga jenis modulasi yaitu:
-
Amplitudo modulation (AM)
Modulasi ini menggunakan amplitude sinyal analog untuk membedakan
dua keadaan sinyal digital. Pada AM, frekuensi dan phase sinyal
tetap, sedangkan yang berubah-ubah adalah amplitudo-nya. (Gambar 4.5).
Dengan cara ini, maka keadaan 1 (high) sinyal digital diwakili dengan tegangan
yang lebih besar daripada tegangan yang dimiliki keadaan 0 (low) sinyal digital.
Penerima cukup membedakan mana sinyal yang lebih besar amplitude-nya dan
mana yang lebih kecil, tanpa perlu memperhatikan bentuk sinyal tersebut untuk
mendapatkan hasilnya. Kalau penerima harus menerima sinyal
analog murni, perbedaan bentuk yang sedikit saja sudah menunjukkan perbedaan
hasil.
Cara ini adalah cara yang paling mudah dalam melakukan
modulasi, tetap juga paling mudah mendapatkan pengaruh atau gangguan dari
kondisi media transmisinya.
Gambar 4.5 Amplitudo Modulation
-
Frequency Modulation
Modulasi ini mempergunakan frekuensi sinyal analog untuk membedakan dua
keadaan sinyal digital. Pada FM, amplitude dan phase tetap,
tetapi frekuensinya berubah-ubah. (Gambar 4.6).
Gambar 4.6 Frequency
Modulation
-
Phase Modulation (PM)
Modulasi jenis sini menggunakan perbedaan sudut fase dari sinyal
analog untuk membedakan dua keadaan dari sinyal digital. Pada cara
ini, amplitude dan frekuensi tidak berubah, tetapi phasenya
berubah-ubah (Lihat Gambar 4.7).
Gambar 4.7 Phase Modulation
Cara ini merupakan modulasi yang paling baik, tetapi paling sulit. Bentuk PM
paling sederhana adalah pergeseran sudut phase 180 derajat setiap penyaluran bit
0 dan tidak ada pergeseran sudut bila bit 1 disalurkan. Dengan cara tersebut
maka bit yang disalurkan sama dengan band rate.
b.
Sinyal Digital
Sinyal digital merupakan
sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan
mempunyai besaran 0 dan 1 seperti ditunjukkan pada gambar 2.9. Sinyal digital
hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh
derau, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau
pengiriman data yang relatif dekat.
Gambar 4.8 Sinyal Digital
Dalam proses
transmisi data, digunakan sebuah alat yang dinamakan modem. Modem merupakan
singkatan dari modulator demodulator. Sebagai modulator, modem
akan menerjemahkan data atau informasi dalam bentuk sinyal digital
menjadi sinyal analog yang kemudian menggabungkannya dengan frekuensi
pembawa (carrier), sedangkan sebagai demodulator, modem akan memisahkan
dari frekuensi pembawa dan menerjemahkan data atau informasi sinyal analog
tersebut ke dalam bentuk sinyal digital.
Ada empat kemungkinan
pasangan bentuk sinyal data dan sinyal transmisi yang terjadi setelah mengelami
proses transmisi data. Empat kemungkinan itu diuraikan dalam sub-sub sebagai
berikut:
1.
Digital Data Digital Transmission
Pada digital data digital transmission, data yang dihasilkan oleh
transmitter berupa data digital dan ditransmisikan dalam bentuk sinyal
digital menuju ke
receiver.
Dalam bentuk transmisi ini,
dikenal ada dua macam cara pensinyalan yaitu sebagai berikut:
·
Non Return Zero (Gambar 4.9) merupakan pensinyalan pada RS232
Gambar 4.9 Non Return to
Zero
·
Return to Zero (Gambar 4.10)
Gambar 4.10 Return to
Zero
Pada metode digital data digital transmission ini tidak dibutuhkan modem,
karena sinyal data dan sinyal transmisinya sama.
2.
Analog Data Digital Transmission
Pada analog data digital transmission, data yang dihasilkan oleh
transmitter berupa sinyal analog dan ditransmisikan dalam bentuk
sinyal digital menuju ke receiver.
Metode ini digunakan untuk pengiriman data suara atau gambar
sehingga data sampai ke tujuan dalam kondisi yang baik.
Pada metode ini, dibutuhkan modem pada sisi transmitter untuk
menerjemahkan data
dalam bentuk sinyal analog menjadi sinyal digital dan modem pada sisi
receiver yang akan menerjemahkan data dalam bentuk sinyal digital yang
diterima menjadi sinyal analog lagi.
Gambar 4.11 Analog Data digital Transmission
3.
Digital data analog transmission
Pada digital data analog transmission, sinyal data yang dihasilkan oleh
transmitter berbentuk sinyal digital dan ditransmisikan dalam
bentuk sinyal analog menuju receiver.
Bentuk transmisi
ini digunakan untuk proses transmisi data antar komputer yang jaraknya sangat
jauh antar komputer satu dengan komputer yang lainnya.
Dalam transmisi
ini dikenal tiga macam pensinyalan analog, yaitu:
·
Amplitude Shift Keying (ASK)
Pada sistem ini, amplitude gelombang pembawa diubah-ubah sesuai informasi
yang ada. Lebar amplitude pada ASK ada dua macam, yaitu dua tingkat (0-1)
atau empat tingkat (00-11). Gambar 4.12 menampilkan perubahan yang terjadi pada
gelombang pembawa dengan pensinyalan ASK.
Gambar 4.12 Amplitude Shift Keying
·
Frequency Shift Keying (FSK)
Teknik ini mengubah frekuensi pembawa berdasarkan
bit 1 dan bit 0 (Gambar 4.13). Transmisi ini banyak digunakan untuk transmisi
dengan kecepatan rendah. Derau yang dialami oleh FSK lebih kecil dari modulasi
pada ASK.
Gambar 4.13 Frequency Shift Keying (FSK)
·
Phase Shift Keying (PSK)
Dalam teknik ini fase dari gelombang pembawa diubah-ubah sesuai dengan
bit 1 dan 0, sehingga pada proses modulasi ini akan dihasilkan pembuatan phase.
Sistem ini digunakan dalam transmisi yang memiliki kecepatan sedang dan tinggi.
Dengan teknik FSK perubahan yang terjadi seperti yang ditampilkan oleh Gambar
4.14.
Gambar 4.14 Phase Shift
Keying (PSK)
4. Analog Data Analog Transmission
Pada analog data analog transmission, data yang dihasilkan oleh
transmitter dalam bentuk sinyal analog dan ditransmisikan dalam
bentuk sinyal analog ke receiver. Metode ini digunakan oleh
pemancar radio.
4.2 Media Transmisi
Sesuai
dengan fungsinya yaitu untuk membawa aliran bit data dari satu komputer ke
komputer lainnya, maka dalam pengiriman data memerlukan media transmisi yang
nantinya akan digunakan untuk keperluan transmisi. Setiap media mempunyai
karakteristik tertentu, dalam bandwidth, delay, biaya, dan
kemudahan instalasi serta pemeliharaanya.
Media
transmisi merupakan suatu jalur fisik antara transmitter dan receiver
dalam sistem transmisi data. Media transmisi dapat diklasifikasikan sebagai
guided (terpandu) dan unguided (tidak terpandu). Kedua-duanya dapat
terjadi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Dengan media yang terpandu,
gelombang dipandu melalui sebuah media padat seperti kabel tembaga terpilin
(twisted pair), kabel coaxial tembaga dan serat optik. Atmosfir dan udara
adalah contoh dari unguided media, bentuk transmisi dalam media ini
disebut sebagai wireless transmission.
Beberapa fakor
yang berhubungan dengan media transmisi dan sinyal sebagai penentu data rate
dan jarak adalah sebagai berikut:
- Bandwidth
Semakin besar bandwidth sinyal maka semakin besar
pula data yang dapat ditangani.
- Transmission Impairement (kerusakan transmisi)
Untuk media terpandu, kabel twisted pair secara umum mengalami kerusakan
transmisi lebih dari pada kabel coaxial, dan coaxial mengalaminya
lebih daripada serat optik.
- Interference (Interferensi)
Interferensi dari sinyal dalam pita frekuensi yang saling overlapping
dapat menyebabkan distorsi atau dapat merusak sebuah sinyal.
- Jumlah penerima (receiver)
Sebuah media terpandu dapat digunakan untuk membangun sebuah hubungan
point-to-point atau sebuah hubungan yang dapat digunakan secara
bersama-sama.
Sesudah
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan media transmisi dan
bisa menentukan topologi yang cocok untuk jaringan yang akan dibangun
tentunya kita perlu mengetahui peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam
membangun suatu jaringan komputer. Adapun media yang dibutuhkan
selain komputer terlepas dari jenis jaringan yang akan dibangun adalah:
- Kabel
- Transmisi tanpa kabel
- Network Interface Card (NIC) atau kartu jaringan
4.2.1 Jenis-jenis Media
Transmisi
4.2.1.1 Guided Media (berarah)
a. Kabel
Kabel merupakan komponen
fisik jaringan yang paling rentan dan harus diinstalasi secara cermat dan
teliti, walaupun kabel bukanlah sesuatu yang begitu menarik dan biasanya segera
dilupakan orang begitu selesai diinstalasi. Namun begitu
jaringan terkena masalah, maka kabel merupakan komponen pertama yang diperiksa,
karena kemungkinan besar masalah timbul pada komponen ini.
Kabel
digolongkan ke dalam media transmisi yang terpandu. Untuk media transmisi yang
terpandu, kapasitas transmisi, dalam hal bandwidth atau data rate,
tergantung secara kritis pada jarak dan
keadaan media apakah point-to-point atau multipoint,
seperti Local Area Network (LAN). Tiga media yang terpandu yang secara
umum digunakan untuk transmisi data adalah twisted pair, coaxial
dan fiber optic (serat optik)
Kabel boleh
dikatakan merupakan media jaringan yang utama dalam membangun sebuah jaringan
komputer termasuk juga kartu jaringan. Karena dengan dua komponen ini saja tanpa
komponen media LAN expansion yaitu HUB, kita sudah bisa membangun satu jaringan
computer kecil dengan menggunakan topologi BUS.
1.
Twisted Pair
Merupakan jenis kabel
yang paling sederhana dibandingkan dengan lainnya dan saat ini paling banyak
digunakan sebagai media kabel dalam membangun sebuah jaringan komputer.
· Deskripsi fisik
Twisted pair terdiri dari dua kawat tembaga berselubung yang diatur
sedemikian rupa sehingga membentuk pola spiral. Satu pasang kawat berfungsi
sebagai sebuah link komunikasi. Dalam jarak yang semakin jauh, satu
bundel kabel twisted pair akan dapat terdiri dari beratus-ratus pasangan,
pilinan dari kabel ini akan mengurangi interferensi yang terjadi antara kabel.
· Aplikasi
Pada saat ini media transmisi yang paling umum digunakan adalah twisted pair,
baik untuk komunikasi analog maupun digital. Untuk
komunikasi analog, twisted pair biasa digunakan untuk komunikasi suara
atau telepon. Media yang menghubungkan terminal telepon dengan LE (Local
Exchange) adalah twisted pair. Untuk komunikasi digital, media jenis ini
secara umum juga digunakan untuk digital signaling, koneksi ke digital
data switch atau ke digital PBX untuk bangunan.
Twisted pair sering juga digunakan untuk komunikasi data dalam sebuah
jaringan LAN (lokal). Data rate yang dapat ditangani oleh twisted pair
dalam komunikasi data adalah sekitar 10 Mbps, tetapi dalam pengembangannya, saat
ini twisted pair telah sanggup menangani data rate sebesar 100
Mbps. Dari segi harga, twisted pair ini lebih murah dibandingkan kedua
media transmisi terpadu lainnya dan lebih mudah dari segi penggunaanya. Tetapi
dari segi jarak dan data rate yang dapat ditanganinya, twisted pair
lebih terbatas dibandingkan lainnya.
·
Jenis Twisted Pair
Seperti halnya kabel coaxial, twisted pair ini juga dibagi atas 2
jenis yaitu Unshielded Twisted Pair atau lebih dikenal dengan singkatan
UTP dan Shielded Twisted Pair atau STP. Sesuai dengan namanya jelas bahwa
perbedaan keduanya terletak pada shield atau bungkusnya. Pada kabel STP
di dalamnya terdapat satu lapisan pelindung kabel internal sehingga melindungi
data yang ditransmisikan dari interferensi atau gangguan.
Gambar 4.15 Kabel STP
CAT5 / 1000 ft / 4 pair
Kabel UTP jauh lebih popular dibandingkan dengan STP dan paling banyak digunakan
sebagai kabel jaringan. UTP dispesifikasikan oleh organisasi EIA/TIA atau
Electronic Industries Association and Telecommuniation Industries Association
yang mengkategorikan UTP ini dalam 8 kategori. Anda mungkin pernah mendengar UTP
CAT 5 dan sebagainya. Itu merupakan salah satu kategori UTP.
Adapun kategori UTP yang ada di pasaran saat ini adalah kategori 1, 2, 3, 4, 5+,
6, 7. Adapun yang membedakan dalam hal kategori ini terutama dalam masalah
kecepatan transmisi. Pada kategori yang pertama atau 1 hanya bisa
mentransmisikan suara/voice saja tidak termasuk data. Pada kategori 2, kecepatan
maksimum transmisi sampai 4 Mbps. Kategori 3 sampai 10 Mbps, kategori 4 sampai
dengan 16 Mbps, kategori 5 sampai 100 Mbps dan cat 5+, 6 dan 7 sudah bisa
mencapai 1 Gbps atau 1,000 Mbps.
Gambar 4.16 Kabel UTP CAT 5 /100m /4 Pair
Gambar 4.17 Kabel UTP CAT 5 /305m / 4 Pair
Sebagai contoh penggunaan kabel UTP sehari-hari adalah kabel telepon, salah satu
alasan utama mengapa jenis kabel UTP ini sangat popular dibandingkan degan jenis
kabel lainnya adalah karena penggunaan kabel UTP sebagai kabel telepon. Banyak
gedung menggunakan kabel ini untuk sistem telepon dan biasanya ada kabel ekstra
yang dipasang untuk memenuhi pengembangan di masa mendatang. Karena kabel ini
juga bisa digunakan untuk mentransmisikan data dan juga suara, maka menjadi
pilihan untuk membangun jaringan komputer. Yang membedakan antara telepon dengan
komputer dalam penggunaan kabel UTP ini terletak pada jack atau
konektornya.
Pada komputer digunakan RJ-45 yang dapat menampung 8 koneksi kabel sedangkan
pada telepon digunakan RJ-11, dapat menampung 4 koneksi kabel dan ukurannya
lebih kecil. Lebih jelasnya bisa dilihat koneksi dari telepon
anda yang menggunakan RJ-11.
·
Karakteristik
Transmisi
Untuk sinyal analog dibutuhkan amplifier untuk
setiap jarak 5 sampai 6 km. Untuk sinyal digital dibutuhkan
repeater setiap 2 sampai 3 km.
· Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan dari penggunaan media twisted pair ini dalam suatu jaringan
komputer adalah kemudahan dalam membangun instalasi dan harga yang relatif
murah. Namun, jarak jangkau dan kecepatan transmisi data pada twisted pair
relatif terbatas. Selain itu media ini mudah terpengaruh noise.
EIA/TIA (Electronic Industry Association/Telecommunication Industry Association)
telah membuat standar UTP dan menggolongkannya menjadi 5 kategori:
Tabel
4.1 Categories of Unshielded Twisted Pair
Tipe
|
Penggunaan
|
Category 1
|
Voice Only (Telephone
Wire)
|
Category 2
|
Data sampai 4 Mbps
(LocalTalk)
|
Category 3
|
Data sampai 10 Mbps
(Ethernet)
|
Category 4
|
Data sampai 20 Mbps
(16 Mbps Token Ring)
|
Category 5
|
Data sampai 100 Mbps
(Fast Ethernet)
|
· Unshielded Twisted Pair Connector
Konektor standar untuk kabel UTP adalah RJ-45
connector. Ini merupakan konektor plastik yang mirip dengan konektor telepon,
tetapi lebih besar. Sebuah slot yang ada padanya membuat RJ-45 hanya dapat
dimasukkan dengan satu arah.
Gambar 4.18 RJ-45 Connetctor CAT5e / Crimp Type
Kelemahan dari UTP adalah rentan terhadap interferensi frekuensi listrik dan
radio. STP cocok untuk digunakan pada lingkungan dengan interferensi listrik;
namun,
extra shielding dapat membuat kabel tersebut menjadi besar. STP sering digunakan
pada jaringan yang menggunakan topologi ring.
2.
Coaxial
Dewasa ini kabel coaxial
merupakan media transmisi yang paling bnayak digunakan pada Local Area
Network dan menjadi pilihan banyak orang karena selain harganya murah,
kabel jenis ini juga mudah digunakan.
·
Deskripsi fisik
Coaxial
terdiri dari dua konduktor, dibentuk untuk beroperasi pada pita frekuensi yang
besar. Terdiri dari konduktor inti dan dikelilingi oleh kawat-kawat kecil.
Diantara konduktor inti dengan konduktor di sekelilingnya dipisahkan dengan
sebuah isolator (jacket/sheld) seperti yang ditunjukkan pada gambar di
bawah ini
Gambar 4.19 Kabel Coaxial
Kabel coaxial lebih
kecil kemungkinan untuk berinterferensi dikarenakan adanya shield.
Coaxial dapat digunakan untuk jarak jauh dan mendukung lebih banyak terminal
dalam satu jalur bersama.
·
Aplikasi
Penggunaan kabel
coaxial secara umum adalah:
- Antena
televisi
- Transmisi
telepon jarak jauh
- Link
computer dan
- LAN
·
Jenis kabel coaxial
Kabel coaxial ini
terbagi lagi menjadi 2 bagian yaitu kabel coaxial baseband (kabel 50
ohm) yang digunakan untuk transmisi digital dan dan kabel coaxial broadband
(kabel 75 ohm) yang digunakan untuk transmisi analog.
·
Kabel Coaxial Baseband
Kabel coaxial jenis
ini terdiri dari kawat tembaga keras sebagai intinya. Dikelilingi suatu bahan
isolasi. Isolator ini dibungkus oleh konduktor silindris, yang seringkali
berbentuk jalinan anyaman. Konduktor luar tertutup dalam sarung plastik
protektif.
Konstruksi dan lapisan
pelindung kabel coaxial memberikan kombinasi yang baik antara
bandwidth yang besar dan imunitas noise yang istimewa. Bandwidth
tergantung pada panjang kabel. Untuk kabel yang lebih panjangpun sebenarnya bisa
digunakan, akan tetapi hanya akan mencapai laju data yang lebih rendah. Kabel
coaxial banyak digunakan pada sistem telepon, tetapi pada saat ini untuk
jarak yang lebih jauh digunakan kabel jenis serat optik.
·
Kabel Coaxial Broadband
Sistem kabel coaxial
lainnya menggunakan transmisi analog dengan sistem pengkabelan pada
televisi kabel standar. Sistem seperti itu disebut broadband. Karena
jaringan broadband menggunakan teknologi televisi kabel standar, kabel
dapat digunakan sampai 300 MHz dan dapat beroperasi hampir 100 km sehubungan
dengan pensinyalan analog, yang jauh lebih aman dari pensinyalan digital.
Untuk mentransmisikan sinyal
digital pada jaringan analog, maka pada setiap interface harus
dipasang alat elektronik untuk mengubah aliran bit keluar menjadi sinyal analog
dan sinyal analog yang masuk menjadi aliran bit.
Sebuah perbedaan penting
antara baseband dengan broadband adalah bahwa sistem broadband
meliputi wilayah yang luas dibandingkan dengan sistem baseband.
·
Tipe kabel coaxial
Kabel coaxial ini
terbagi lagi menjadi 2 tipe yaitu thin (thinnet) dan thick
(thicknet). Perbedaannya adalah kabel thin lebih fleksibel, lebih gampang
digunakan dan yang
lebih penting lebih murah daripada kabel thick. Kabel thick lebih
tebal dan susah dibengkokkan dan jangkauannya lebih jauh dibandingkan thin,
hal ini yang membuat harganya lebih mahal. Sebagai perbandingan kabel thin
jangkauannya adalah 185 meter sedangkan kabel thick jangkauannya
mencapai 500 meter. Kedua jenis kabel ini menggunakan komponen yang sama yang
dikenal dengan nama BNC (British Naval Connector) untuk menghubungkan kabel
dengan komputer. Bentuk komponen BNC tersebut seperti yang ditampilkan pada
gambar di bawah ini. Komponen dari BNC ini antara lain adalah konektor kabel
BNC, konektor BNC T, konektor BNC barrel dan BNC terminator.
Gambar 4.20 BNC Coupler
Gambar 4.21 BNC 'T'
Gambar 4.22 BNC Terminator
Gambar 4.23
BNC Plug / Solder Type
·
Karakteristik Transmisi
Coaxial
dapat digunakan untuk sinyal
analog maupun digital. Karena dibentuk dengan menggunakan
shield maka lebih kecil kemungkinan berinterferensi dan terjadinya
cross-talk. Untuk transmisi dari sinyal analog, setiap beberapa
kilometer perlu diberikan amplifier. Spektrum yang digunakan untuk
pensinyalan (signaling) adalah sekitar 400 MHz. Dengan demikian untuk sinyal
digital, repeater dibutuhkan dalam setiap kilometer.
·
Keuntungan dan kerugian
Kabel ini hampir tidak
terpengaruh noise dan harganya relatif murah. Namun penggunaan kabel ini
mudah dibajak. Disamping itu, jenis thick coaxial tidak memungkinkan
untuk dipasang di beberapa jenis ruang.
Serat optik
(optical fibre)
Serat optik adalah salah satu media transmisi yang dapat menyalurkan informasi
dengan kapasitas besar dengan kehandalan tinggi. Berlainan dengan media
transmisi lainnya, maka pada serat optik, gelombang pembawanya bukan gelombang
elektromagnetik atau listrik, akan tetapi sinar/cahaya laser.
Pada serat optik, sinyal digital data ditransmisikan dengan menggunakan
gelombang cahaya sehingga cukup aman untuk pengiriman data karena tidak bisa di
tap di tengah jalan, sehingga data tidak bisa dicuri orang di tengah
transmisi. Lain halnya dengan kabel seperti coaxial dan twisted pair.
Keunggulan lain dari serat optik ini adalah dari segi kecepatan (100 Mbps sampai
dengan 200,000 Mbps berdasarkan pengujian yang telah dilakukan di laboratorium).
·
Deskripsi fisik
Serat optik berdiameter sangat tipis, antara 2-125 um. Berbagai bahan kaca dan
plastik dapat digunakan untuk membuat bahan serat optik, yang terbaik dan
memiliki loss terkecil adalah menggunakan serat ultra pure fused
silican (lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar 4.24 Kabel Serat Optik
Bahan tersebut sangat sulit untuk diproduksi, karena itu digantikan oleh bahan
lain yang memiliki loss yang lebih besar tetapi masih dapat ditoleransi
yaitu bahan plastik dan campuran kaca. Serat optik berbentuk silindris dan
terdiri dari 3 bagian, core, cladding, dan jacket. Core
adalah bagian terdalam dan terdiri dari satu serat atau lebih. Tiap serat
tersebut dikelilingi oleh cladding dan kemudian ditutupi oleh coating.
Bagian terluar adalah jacket yang bertugas utnuk melindungi serat optik
dari kelembaban, abrasi dan kerusakan.
·
Aplikasi
Perbedaan penggunaan antara serat optik dengan kabel twisted pair dan
coaxial antara lain:
- Kapasitas
besar
Transmisi data 2 Gbps berjarak puluhan kilometer dapat dilakukan, dibandingkan
dengan kabel coaxial yang hanya dapat mentransmisikan data beberapa Mbps
dalam maksimal 1 km atau twisted pair yang hanya sampai 100 Mbps dalam
puluhan meter.
- Ukuran
kecil dan lebih ringan
Serat optik lebih kecil diameternya dan lebih ringan bobotnya
- Atenuasi
rendah
Atenuasi jauh lebih rendah disbanding dengan kabel lain
- Isolasi
elektromagnetik
Serat optik tidak terpengaruh oleh medan elektromagnetik dari luar kabel, tidak
juga rapuh terhadap noise atau crosstalk.
- Jarak
repeater lebih besar
Jarak antara repeater lebih besar, AT&T mempunyai serat optik sepanjang
318 km tanpa repeater sedangkan dengan twisted pair atau
coaxial, repeater dipasang tiap beberapa meter.
·
Komponen utama
Sistem transmisi serat optik mempunyai tiga komponen utama, yaitu media
transmisi, sumber cahaya dan detektor. Sebagai media transmisi digunakan serat
kaca yang sangat halus atau silica yang terfusi. Sumber cahaya dapat
memanfaatkan Light Emitting Code atau Laser Diode dimana keduanya
memancarkan pulsa cahaya apabila diberikan arus listrik. Sebagai detektor
digunakan photodiode, yang berfungsi untuk membangkitkan pulsa elektrik
apabila ada cahaya yang menyorotnya. Dengan menggabungkan LED atau laser
diode ke salah satu ujung serat optik, maka dapat diperoleh sistem transmisi
data tak terarah yang menerima sinyal elektrik, mengubah dan mentransmisikan
dengan pulsa cahaya serta mengubah kembali output tersebut menjadi sinyal
elektrik pada ujung penerima.
·
Karakteristik transmisi
Sistem serat optik beroperasi pada daerah 100.000 sampai dengan 1.000.000 GHz.
Prinsip kerja transmisi serat optik adalah sebagai berikut:
Cahaya dari satu sumber masuk ke silinder kaca atau plastic core
- Berkas
cahaya dipantulkan dan dipropagasikan sepanjang serat, sedangkan sebagian lagi
diserap oleh material di sekitarnya. Propagasi pada single mode
menyediakan kinerja yang lebih baik dibandingkan multimode, setiap berkas
menempuh jalur dengan panjang berbeda dan hal ini berakibat pada waktu transfer
di serat menyebabkan elemen sinyal menyebar dalam waktu, sehingga dapat terjadi
data yang diterima tidak akurat. Karena hanya ada satu jalur transmisi dalam
transmisi single mode, maka distorsi tidak akan terjadi. Pada serat optic
terdapat 3 jenis transmisi, yaitu single mode, multi mode dan
multi mode grade index.
- Dua jenis
sumber cahaya yang digunakan pada sistem serat optik adalah LED (Light Emitting
Diode) dan ILD (Injection Laser Diode). Keduanya adalah alat semikonduktor yang
akan memancarkan cahaya ketika diberikan tegangan. Tipe LED lebih murah, dapat
beroperasi dengan range temperatur lebih lebar dan mempunyai waktu
operasional yang lebih lama. Tipe ILD, yang beroperasi berdasarkan prinsip
laser, lebih efisien dan dapat meneruskan data rate lebih besar. Ada
kaitan antara panjang gelombang yang digunakan, tipe transmisi dan data rate
yang dapat dikirimkan.
·
Penggunaan
Serat optik dapat sangat bermanfaat untuk transmisi jarak yang bervariasi.
Sebagai gambaran, jarak yang dapat ditempuh untuk transmisi data pada serat
optik adalah sebagai berikut:
- Jarak jauh
Untuk jaringan telepon, berjarak 900 mil, berkapasitas 20.000 sampai 60.000
channel suara.
-
Metropolitan
Berjarak 7.8 mil dan dapat menampung 100.000 channel suara.
- Daerah
rular
Berjarak antara 25 sampai 100 mil yang menghubungkan berbagai kota.
- Subscriber
loop
Digunakan untuk menghubungkan central dengan pelanggan
langsung.
- LAN
Digunakan dalam jaringan lokal menghubungkan antar kantor
·
Jenis Serat Optik
Berdasarkan sifat karakteristiknya maka jenis serat optik
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu:
-
Multimode
Pada jenis serat optik ini penjalaran cahaya dari satu ujung ke ujung lainnya
terjadi melalui beberapa lintasan cahaya, karena itu disebut multi mode.
Diameter inti (core) sesuai dengan rekomendasi dari CCITT G.651 sebesar 50 mm
dan dilapisi oleh jaket selubung (cladding) dengan diameter 125 mm. Sedangkan
berdasarkan susunan indeks biasnya, serat optik multi mode memiliki dua profil
yaitu graded index dan step index.
Pada serat graded index, serat optik memiliki indeks bias cahaya yang
merupakan fungsi dari jarak terhadap sumbu/poros serat optik. Dengan demikian
cahaya yang menjalar melalui beberapa lintasan pada akhirnya akan sampai pada
ujung lainnya pada waktu yang bersamaan. Berlainan dengan graded index,
maka pada serat optik step index (mempunyai indeks bias cahaya sama),
sinar yang menjalar pada sumbu akan sampai pada ujung lainnya dahulu (dispersi).
Hal ini dapat terjadi karena lintasan yang melalui poros lebih pendek
dibandingkan sinar yang mengalami pemantulan pada dinding serat optik. Sebagai
hasilnya terjadi pelebaran pulsa atau dengan kata lain mengurangi lebar bidang
frekuensi. Oleh karena itu secara praktis hanya serat optik graded index
sajalah yang dipergunakan sebagai saluran transmisi serat optik multi mode.
- Single
mode
Serat optik single mode atau mono mode mempunyai diameter inti
(core) yang sangat kecil 3-10 mm, sehingga hanya satu berkas cahaya saja yang
dapat melaluinya. Oleh karena itu hanya satu berkas cahaya maka tidak ada
pengaruh indeks bias terhadap perjalanan cahaya atau pengaruh perbedaan
waktu sampainya cahaya dari ujung satu sampai ke ujung lainnya (tidak terjadi
dispersi). Dengan demikian serat optik single mode sering dipergunakan
pada sistem transmisi serat optik jarak jauh atau luar kota (long haul
transmission system). Sedangkan graded index dipergunakan untuk jaringan
telekomunikasi lokal (local network).
Perbandingan antara multi mode dan single mode dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Perbandingan
multi mode dan single mode
Bit Rate
|
Jarak Repeater
Multi Mode
|
Jarak Repeater
Single Mode
|
140
|
30
|
50
|
280
|
20
|
35
|
420
|
15
|
33
|
565
|
10
|
31
|
· Keuntungan dan Kerugian
Kabel jenis ini tidak terpengaruh oleh noise dan tidak dapat disadap.
Tetapi kabel ini harganya sangat mahal, sulit dalam pemasangan instalasi dan
teknologi ini masih sangat mahal. Selain itu, serat optik dalam transmisinya
memiliki keunggulan dibandingkan dengan media transmisi yang lain, antara lain:
- Redaman
yang sangat kecil
Sistem telekomunikasi serat optik memiliki redaman transmisi per km relatif
kecil dibandingkan dengan transmisi lainnya, seperti kabel coaxial
ataupun kabel PCM, ini berarti serat optik sangat sesuai untuk dipergunakan pada
telekomunikasi jarak jauh, sebab hanya membutuhkan repeater yang
jumlahnya lebih sedikit.
- Bidang
frekuensi
Secara teori, serat optik dapat digunakan dengan kecepatan tinggi, hingga
mencapai beberapa gigabit/detik. Dengan demikian sistem ini dapat digunakan
untuk membawa sinyal informasi dalam jumlah yang besar hanya dalam satu buah
serat optik yang halus.
- Ukurannya
kecil dan ringan
Dengan demikian sangat memudahkan pengangkutan pemasangan ke lokasi. Misalnya
dapat dipasang dengan kabel lama, tanpa harus membuat lubang yang baru.
- Tidak ada
referensi
Hal ini disebabkan sistem transmisi serat optik mempergunakan sinar/cahaya laser
sebagai gelombang pembawanya. Akibatnya akan bebas dari cakap silang (cross
talk) yang sering terjadi pada kabel biasa. Atau dengan kata lain kualitas
transmisi atau telekomunikasi yang dihasilkan jauh lebih baik dibandingkan
dengan transmisi dengan kabel. Dengan tidak terjadinya interferensi akan
memungkinkan kabel serat optik dipasang pada jaringan tenaga listrik tegangan
tinggi (high voltage) tanpa kuatir adanya gangguan yang disebabkan oleh tegangan
tinggi.
Untuk perbandingan dari ketiga jenis kabel di atas, bisa dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.3 Perbandingan kabel coaxial, twisted pair dan
serat optik
Karakteristik
|
Thinnet
|
Thicknet
|
Twisted Pair
|
Fiber Optik
|
Biaya/Harga
|
Lebih mahal terhadap twisted
|
Lebih mahal dari thinnet
|
Paling murah
|
Paling mahal
|
Jangkauan
|
185 meter
|
500 meter
|
100 meter
|
2000 meter
|
Transmisi
|
10 Mbps
|
10 Mbps
|
1 Gbps
|
> 1 Gbps
|
Fleksibilitas
|
Cukup fleksibel
|
Kurang fleksibel
|
Paling fleksibel
|
Tidak fleksibel
|
Kemudahan instalasi
|
Gampang instalasinya
|
Gampang instalasinya
|
Sangat gampang
|
Sulit
|
Ketahanan terhadap interferensi
|
Baik/resistansi terhadap interferensi
|
Baik/resistansi terhadap interferensi
|
Rentan terhadap interferensi
|
Tidak terpengaruh interferensi
|
2. Unguided
media (tidak berarah)
Ketika dua
buah komputer yang dimiliki sebuah perusahaan / organisasi dengan posisinya
berdekatan satu dengan lainnya perlu berkomunikasi, seringkali dapat
dilaksanakan secara mudah dengan memasang kabel diantara kedua komputer
tersebut. Akan tetapi, bila jaraknya cukup jauh, atau komputernya berjumlah
banyak, atau kabelnya melintasi jalanan umum, biaya pemasangan kabel menjadi
sebuah penghalang, selain itu pemasangan kabel pribadi yang melintasi (atau
ditanam) di tempat-tempat umum dianggap pelanggaran hukum. Akibatnya para
perancang jaringan menggunakan beberapa alternatif:
a.
Menggunakan Kabel Telepon
Koneksi dilakukan dengan menggunakan fasilitas telekomunikasi yang telah ada (di
Indonesia disediakan oleh PT. Telkom). Seperti halnya kabel lain, kabel telepon
juga sering mengalami beberapa gangguan, yakni: atenuasi, distorsi, dan delay.
Atenuasi adalah berkurangnya energi pada saat sinyal merambat ke tempat
tujuannya. Bila atenuasi terlau besar, receiver tidak akan dapat
mendeteksi sinyal sama sekali. Untuk mengatasi hal ini, dapat dipasang
amplifier dengan tujuan untuk mengkompensasi atenuasi. Namun pendekatan ini
hanya dapat membantu saja tetapi tidak pernah mampu memperbaiki sinyal sesuai
dengan bentuk asalnya.
Gangguan lainnya adalah distorsi delay. Distorsi ini disebabkan oleh
terjadinya perbedaan komponen Fourier yang berjalan dengan kecepatan yang
berlainan. Untuk data digital, komponen yang cepat dari satu bit dapat menangkap
dan mengambil alih terlebih dahulu komponen yang lambat dari bit, mencampur dua
buah bit dan meningkatkan probabilitas penerimaan yang tidak benar.
Gangguan yang ketiga adalah derau, yang merupakan energi yang tidak
diharapkan yang dapat berasal dari sumber selain transmitter. Derau thermal
disebabkan gerakan acak (random) elektron dalam kabel dan ini tidak dapat
dihindarkan. Percakapan silang (cros stalk) disebabkan oleh induksi antara dua
kabel yang letaknya saling berdekatan. Kadang-kadang ketika sedang berbicara di
telepon, anda mendengar percakapan lain sebagai latar belakang. Itulah yang
dinamakan percakapan silang. Terakhir, terdapat juga derau impuls yang
disebabkan patok-patok pada kabel listrik atau sebab-sebab lainnya. Bagi data
digital, derau impuls dapat menghilangkan satu bit informasi atau lebih.
Berdasarkan pengalaman, pemakaian jaringan LAN yang menggunakan kabel telepon
dial-up sering mengalami putusnya koneksi yang diakibatkan oleh gangguan
pada kabel transmisi. Masalah ini menjadi semakin rumit karena perbaikan harus
menunggu pihak ketiga (dalam hal ini PT. Telkom) yang biasanya memakan waktu
yang lama. Masalah ini sebenarnya dapat diatasi dengan cara menyediakan line
telepon cadangan, namun ini berarti tambahan biaya yang memberatkan perusahaan.
Belum lagi biaya tagihan telepon perbulan yang jumlahnya tidak kecil.
Gambar 4.25 Jaringan LAN
menggunakan media transmisi line telepon
b.
Menggunakan Gelombang Inframerah dan Milimeter
Penggunaan infra merah sebagai media transmisi data mulai diaplikasikan untuk
komunikasi jarak dekat pada berbagai peralatan seperti televisi, handphone
sampai pada transfer data pada PC. Gelombang-gelombang ini relatif direksional,
murah dan mudah dibuatnya. Akan tetapi terdapat kekurangannya: tidak dapat
menembus benda-benda padat (coba berdiri diantara remote control dan
televisi anda dan lihat apakah alat itu bisa berfungsi). Di lain pihak,
kenyataan bahwa sistem inframerah tidak dapat menembus dinding merupakan
keuntungan juga. Ini berarti bahwa sistem inframerah di sebuah ruangan tidak
akan mengganggu sistem inframerah yang ada di ruangan sekitarnya. Disamping itu,
keamanan inframerah terhadap para penyadap lebih baik dibandingkan dengan sistem
radio. Dengan alasan ini, tidak diperlukan ijin pemerintah untuk mengoperasikan
sistem inframerah. Kebalikannya dengan sistem radio yang memerlukan ijin
pemerintah. Komunikasi inframerah tidak dapat digunakan di luar ruangan karena
cahaya matahari mempunyai terang yang sama dengan inframerah pada spectrum
tampak.
c.
Transmisi Gelombang Cahaya
Transmisi ini dilakukan dengan memasang sinar laser selebar 1 mm di atap dan
mengarahkannya selebar 1 mm ke target. Namun hal ini memerlukan keahlian
membidik. Kerugiannya adalah sinar laser tidak dapat menembus hujan atau kabut
tebal, tetapi laser dapat bekerja normal pada cuaca cerah. Namun, walaupun cuaca
cerah, panas yang berasal dari matahari pada siang hari menyebabkan naiknya arus
konveksi pada atap bangunan. Udara turbulen ini akan membelokkan sinar laser dan
membuatnya berputar-putar disekitar detektor.
Gambar 4.26 Jaringan LAN menggunakan media transmisi gelombang cahaya
d. Transmisi
Radio
Gelombang radio mudah sekali dibuat, dapat menjalar pada jarak yang jauh. Karena
itu gelombang radio digunakan baik untuk komunikasi di dalam ruangan maupun di
luar ruangan. Karena itulah radio jinjing bisa berfungsi dengan baik di dalam
ruangan. Gelombang radio dapat menjalar secara omnidirectional, artinya
gelombang tersebut dapat menyebar ke berbagai arah. Karena itu posisi fisik
transmitter dan receivernya tidak perlu diatur dengan teliti. Sifat
gelombang radio tergantung pada frekuensi. Sehubungan dengan kemampuan gelombang
radio yang dapat menjalar jauh, interferensi antara dua pengguna merupakan
masalah. Dengan alasan ini, semua negara mengawasi ketat para pemakai
transmitter. Saat ini telah banyak vendor yang menjual paket Wireless LAN
(WaveLAN) yang menggunakan media transmisi radio.
Gambar 4.27 Jaringan LAN menggunakan media transmisi radio
e.
Teknologi WaveLAN
Wireless LAN (WaveLAN)
adalah teknologi yang memungkinkan user mengakses jaringan LAN tanpa
media kabel. WaveLAN dapat pula dipakai menghubungkan satu lokasi LAN dengan
lokasi lain tanpa kabel (nirkabel). Motivasi dan keuntungan utamanya
meningkatnya mobilitas yaitu pemakai jaringan dapat beralih nyaris tanpa
hambatan dan mengakses LAN dari hampir dimana saja.
Untuk membangun wireless
LAN dibutuhkan client adapter yang terpasang di setiap client.
WLAN ad hoc (atau peer-to-peer) adalah konfigurasi yang paling sederhana.
Pada konfigurasi ini, semua perangkat cukup dipasang client adapter dan
dapat berkomunikasi secara langsung.
Untuk jumlah client dan
segment jaringan yang lebih banyak (jaringan microcellular) menggunakan
perangkat access point yang berfungsi layaknya hub/bridge pada
jaringan Ethernet dan juga sebagai interkoneksi antar LAN. Beberapa produk
WaveLAN yang beredar di pasaran diantaranya Cisco, Teletronics, Samsung, D Link,
Wave, Addtron dan lain sebagainya.
Komunikasi WaveLAN dapat
menggunakan frekwensi radio (RF) atau sinar infra merah (IF). RF lebih umum
dipakai daripada IF karena memiliki kelebihan dalam hal jangkauan, cakupan
(coverage) dan lebar bandwidthnya.
RF beroperasi pada beberapa
frekuensi diantaranya 2,4 GHz; 5,2 GHz dan 5,7 GHz. Dari beberapa pilihan
frekuensi, yang paling banyak dipakai saat ini adalah WaveLAN 2,4 GHz (ISM band)
yang oleh FCC (Federal Commission Commission) dikategorikan frekuensi bebas
perijinan.
Frekuensi 2,4 GHz sebenarnya
memiliki 2 tipe transmisi: frequency hopping spread spectrum (FHSS) dan
direct sequence spread spectrum (DSSS). Spread spectrum merupakan
teknik modulasi yang mentransmisikan sinyal broadband pada frekuensi
radio. Teknik ini ideal dipakai pada komunikasi data karena lebih tahan terhadap
radio noise dan interferensi. Bandwidth FHSS terbatasi hanya
maksimum 2 Mbps, sedangkan DSSS bisa mencapai 11 Mbps. Sehingga aplikasi
wireless LAN saat ini banyak menggunakan teknologi DSSS.
Beragamnya teknologi WaveLAN
menimbulkan kebutuhan akan standarisasi. Lembaga standarisasi dunia IEEE
(Institute of Electrical and Electronic Engineers) telah membuat standarisasi
sebagaimana teknologi Ethernet. IEEE 802.11b adalah standard interoperabilitas
untuk frekwensi 2,4GHz dengan bandwidth 11 Mbps (menggunakan teknologi DSSS).
Sedangkan IEEE 802.11a adalah untuk frekwensi 5 GHz dengan bandwidth maksimum 54
Mbps.
Standard tersebut meliputi pula
standard security yang digunakan yaitu algoritma Wired Equivalent Privacy
(WEP). WEP adalah protokol keamanan yang dirancang untuk keamanan transfer
pada WaveLAN dengan tingkat keamanan dan privacy seperti jaringan basis
kabel. WEP akan mengekripsi (mengacak) data yang ditransfer dalam
jaringan wireless, yang mencegah akses user yang bukan anggota
LAN.
Antargedung
Kehadiran WaveLAN telah
meredefinisikan makna 'local' pada LAN. Berbeda dengan LAN kabel yang hanya
menjangkau maksimum 100 m (kabel UTP) atau 500 m (kabel koaksial), pancaran
gelombang radio dapat menjangkau hingga puluhan kilometer. Kalau sebelumnya
biasanya koneksi antar lokasi LAN dengan infrastruktur WAN (wide Area Network),
dengan alternatif wireless hal ini tidak diperlukan lagi. Dengan menggunakan BTS
dan antena jangkaun RF bisa mencapai 35 km.
Dengan jangkauan tersebut,
memungkinkan membangun koneksi LAN antargedung (building-to-building) hanya
dengan satu LAN. Coba bandingkan kalau kita memilih solusi WAN, maka perlu
perangkat tambahan (router, modem), biaya sewa link, perizinan, dan waktu
instalasi yang cukup lama. Solusi wireless akan mereduksi biaya
infrastruktur, biaya lisensi, biaya sewa kanal dan waktu instalasinya jauh lebih
cepat.
Keunggulan
Solusi WLAN memberikan banyak
kelebihan dibanding teknologi kabel. Dari segi biaya, solusi ini adalah yang
paling ekonomis. Biaya instalasi dan perangkatnya pun sudah banyak di pasaran
dengan harga yang terjangkau. Pelanggan WLAN hanya membayar biaya koneksi saja
ke ISP, tanpa memikirkan masalah biaya telpon. Bagi pihak ISP juga sangat
menguntungkan karena mereka tak perlu sewa E1 atau izin koneksi kepada Telkom
karena pemakaian frekuensi 2,4 GHz adalah bebas lisensi.
Fleksibilitas, yaitu kemudahan
akses ke jaringan sementara kabel tak bisa menjangkau, kemudahan perpindahan dan
perubahan konfigurasi dan kemudahan menginstalasi.
Skalabilitas, yaitu kemudahan
dalam pengembangan dan penambahan node jaringan. Konsep home office
menjadi mudah dan murah.
Mobilitas, yaitu memungkinkan
user mengakses jaringan secara bergerak (mobile).
Multi Aplikasi, Infrastruktur
waveLAN dapat dipakai beragam aplikasi. Melalui bandwidthnya yang lebar
memungkinkan menumpangkan aplikasi aplikasi IP yang menuntut QoS (Quality of
Service) seperti suara, teleconference dan multimedia.
Performansi
Performansi WaveLAN sangat
tergantung dari pengetahuan instalasi dan densitas pemakainya dalam satu daerah.
Rendahnya pemahaman instalator WLAN terhadap teknologi frekuensi, seringkali
instalasi perangkat dilakukan secara asal-asalan yang pada akhirnya menyebabkan
ketidakhandalan/ketidakstabilan transmisi jaringan. Error transmisi
menjadi lebih besar yang berakibat proses transmisi menjadi lambat.
Faktor kepadatan pemakai
(density) di suatu area seringkali pula menyebabkan rendahnya performansi
wireless. Karena belum adanya kejelasan aturan pada penggunaan frekuensi 2,4
GHz dan rendahnya pengetahuan tentang frekuensi, mengakibatkan jalur 2,4
GHz diperebutkan secara ''adu kuat'' antar pemancar. Sebagaimana yang sering
dialami di beberapa kota seperti Yogyakarta, Bandung
4.3 Jenis Transmisi
Jenis transmisi sinyal data atau
informasi dalam suatu media komunikasi dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian,
yaitu transmisi paralel dan transmisi serial.
4.3.1 Transmisi Paralel
Pada transmisi paralel, satu
konektor yang terdiri dari tujuh atau delapan bit (ASCII) ditransmisikan secara
serentak setiap saat. Misalnya bila digunakan kode ASCII, maka dibutuhkan
sebanyak delapan jalur untuk mentransmisikan sekaligus 8 bit untuk satu karakter
kode ASCII. Tampilan dari transmisi paralel dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
Gambar 4.28 Transmisi Paralel
Pada transmisi paralel ini yang
ditransmisikan secara paralel adalah bit-bit yang mewakili satu karakter,
sedangkan masing-masing karakter ditransmisikan secara serial.
Komunikasi paralel digunakan untuk
komunikasi jarak dekat, biasanya transmisi jenis ini digunakan untuk
mentransmisikan sinyal di dalam komputer atau antar komputer ke printer. Contoh
dari jenis komunikais paralel adalah konektor DB-25 yang bisa dilihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 4.29 Konektor DB-25
Pengiriman dengan mode transmisi
paralel ini memiliki kecepatan yang tinggi, karena pada setiap saat dapat
langsung ditransmisikan satu karakter. Namun mode transmisi ini membutuhkan
kabel khusus yang terdiri dari beberapa jalur yang akan digunakan dalam
pengiriman bit-bit dari karakter tersebut.
4.3.2 Transmisi Serial
Transmisi serial merupakan bentuk
transmisi yang secara umum dipergunakan. Pada transmisi serial ini,
masing-masing bit dari suatu karakter dikirimkan secara berurutan, yaitu bit per
bit, dimana satu bit diikuti oleh bit berikutnya (lihat gambar). Dalam sistem
ini, penerima akan mengumpulkan sejumlah bit (untuk sistem ASCII = 8 bit) yang
dikirimkan oleh transmitter untuk kemudian dijadikan menjadi satu
karakter.
Gambar 4.30 Transmisi Serial
Transmisi serial ini dapat
dikelompokkan dalam tiga bentuk, yaitu synchronous transmission,
asynchronous transmission dan isochronous transmission. Selanjutnya
bentuk transmisi serial ini akan dibahas satu per satu.
4.3.2.1 Synchronous
Transmission
Synchronous transmission
merupakan bentuk transmisi serial yang mentransmisikan data atau
informasi secara kontinu. Transmisi jenis ini sering menghadapi permasalahan,
yaitu masalah sinkroniassi bit dan sinkronisasi karakter (lihat gambar)
Permasalahan utama dalam
sinkronisasi adalah masalah waktu kapan transmitter mulai meletakkan
bit-bit yang akan dikirim ke media transmisi dan kapan penerima mengetahui
dengan tepat untuk mengambil bit-bit yang akan dikirim tersebut.
Maslaah ini dapat diatasi dengan
clock yang ada di transmitter dan clock yang ada di receiver.
Clock pada transmitter akan memberitahu kapan harus meletakkan
bit-bit yang akan dikirim, misalnya jika diinginkan untuk mengirim dengan
kapasitas 100 bps, clock di transmitter diatur untuk bekerja
dengan kecepatan 100 bps dan clock di receiver juga harus diatus
untuk mengambil dari jalur transmisi 100 tiap kali detiknya.
Permasalahan kedua dalam
synchronous transmission adalah character synchronization. Permasalah
ini berupa penentuan sejumlah bit-bit mana saja yang merupakan bit-bit pembentuk
suatu karakter. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan karakter SYN. Umumnya
dua atau lebh kontrol tranmsisi SYN yang diletakkan di depan blok data yang
dikirimkan.
Bila hanya dipergunakan sebuah
karakter kontrol transmisi kemungkinan dapat terjadi false synchronization.
Untuk mencegah false
synchronization, dua buah karakter kontrol SYN dapat digunakan di awal dari
blok data yang ditransmisikan. receiver setelah mengidentifikasikan
bentuk SYN yang pertama, kemudian mengidentifikasi 8 bit berikutnya, kalau
berupa karakter kontrol SYN yang kedua, maka setelah itu dimulai menghitung
setiap 8 bit dan merangkai menjadi sebuah karakter.
Gambar 4.31 Synchronous Transmission
4.3.2.2
Asynchronous Transmission
Asynchronous transmission
merupakan bentuk transmisi serial yang dalam mentransmisikan data atau informasi
tidak secara kontinu, dimana transmitter dapat mentransmikan
karakter-karakter pada interval waktu yang berbeda atau dengan kata lain
tidak harus dalam waktu yang sinkron antara pengiriman satu karakter dengan
karakter berikutnya. (Gambar 4.32)
Gambar 4.32 Asynchronous Transmission
Tiap karakter yang ditransmisikan
sebagai satu kesatuan yang berdiri sendiri dan penerima harus dapat mengenal
masing-masing karakter tersebut. Untuk mengatasi hal ini, maka masing-masing
karakter diawali satu bit tambahan, yaitu start bit yang berupa
nilai bit 0 dan stop bit yang berupa nilai bit 1 yang diletakkan pada akhir
masing-masing karakter.
Asynchronous transmission
lebih aman dibandingkan dengan synchronous transmission. Pada
asynchronous transmission, bila suatu kesalahan terjadi pada data yang
ditransmisikan, hanya akan merusak satu blok dari data. Akan tetapi,
asynchronous transmission kurang efisien karena memerlukan bit-bit tambahan
untuk tiap karakter yaitu start bit dan stop bit.
4.3.2.3
Isochronous Transmission
Isochronous Transmisison
merupakan kombinasi dari asynchronous transmission dan synchronous
transmission. Setiap pengiriman karakter akan diawali dengan start bit
dan diakhiri dengan stop bit, tetapi antar transmitter dan
receiver disinkronkan pada saat terjadi pengiriman data secara kontinu.
Sinkronisasi dilakukan sebesar satuan waktu tertentu (lihat gambar).
Gambar 4.33 Isochronous Transmission
4.4 Metode transmisi
Suatu jaringan juga dapat
dibedakan berdasarkan metode transmisi yang digunakan dalam proses pengiriman
data. Secara umum, metode transmisi yang sering dipergunakan meliputi
baseband dan broadband.
4.4.1 Baseband
Pada metode ini, data yang berupa
sinyal digital langsung dikirim melalui media transmisi satu channel
seperti kabel tanpa mengalami perubahan apapun. Dengan cara ini, maka pengiriman
data tergantung pada jarak transmisi dan kualitas media yang digunakan (Gambar
4.34).
Gambar 4.34 Teknik Pengiriman Baseband
Pada metode baseband ini,
dibutuhkan peralatan multiplexing yang disebut Time Division
Multiplexing (TDM). Dengan mempergunakan peralatan multiplexing ini
maka:
- menghemat biaya penggunaan saluran komunikasi
- kapasitas saluran komunikasi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
- ada kemungkinan dari beberapa terminal dilakukan transmisi data menuju satu titik yang sama.
TDM ini digunakan untuk transmisi
data dalam bentuk sinyal. Dengan TDM pengiriman data dilakukan dengan cara
mengatur pengiriman data dari masing-masing terminal berdasarkan waktu (Gambar
4.34). Setiap terminal diberi jatah waktu pengiriman, bila waktunya habis maka
giliran diberikan ke terminal berikutnya. Demikian seterusnya hingga semua
terminal mendapat giliran mengirimkan data, kemudian giliran diberikan lagi pada
terminal pertama. Proses ini berlangsung cepat, sehingga seakan-akan semua
terminal dapat mengirimkan data pada waktu yang bersamaan. Oleh karena itu
diperlukan media transmisi yag berkualitas tinggi, dapat mengirimkan data dengan
kecepatan tinggi diantara multiplexer transmitter dan multiplexer
receiver.
Keuntungan dari sistem transmisi
baseband ini adalah:
- biaya murah, karena dalam sistem ini tidak dibutuhkan modem
- bentuk teknologinya sederhana
- mudah dalam instalasi dan maintenance
Selain kuntungan di atas, terdapat
beberapa kekurangan dari sistem baseband ini, yaitu:
- Kapasitas pengiriman data sangat terbatas karena hanya terdapat satu lintas
data, sehingga
hanya satu pasang komputer yang dapat berkomunikasi pada saat yang sama.
- Jarak perjalan sinyal listriknya terbatas
- Sambungan kabel ground agak sukar
- Untuk area yang luas dibutuhkan biaya instalasi yang mahal
4.4.2 Broadband
Metode ini digunakan untuk
mentransmisikan sinyal analog. Maka, apabila dalam bentuk sinyal
digital harus dimodulasikan terlebih dahulu menjadi sinyal analog.
Media yang digunakan berupa kabel
coaxial broadband (mengunakan media frekuensi radio atau satelit). Data
dari beberapa terminal dapat menggunakan satu saluran, tetapi frekuensinya
berbeda-beda, sehingga pada saat yang bersamaan dapat dikirimkan beberapa jenis
data melalui beberapa frekuensi.
Gambar 4.35 Teknik Pengiriman Broadband
keuntungan dari sitem transmisi
broadband adalah sebagai berikut:
- Kapasitas pengiriman data cukup tinggi, karena memiliki beberapa jalur transmisi
- Untuk sistem broadband non kabel, daerah jangkauan lebih luas dengan biaya yang relatif lebih murah.
Disamping keuntungan di atas yang
dapat dimanfaatkan, terdapat beberapa kekurangan sistem broadband, yaitu:
- Harga mode yang diperlukan relatif mahal
- Waktu tunda perjalanan sinyal dua kali lipat dibandingkan dengan waktu tunda perjalanan sinyal pada sistem baseband, karena harus dilakukan modulasi sinyal terlebih dahulu.
- Proses instalasi dan maintenance cukup besar
- Untuk media transmisi non kabel, harga frekuensi relatif mahal
4.5
Satuan Transmisi
Suatu aspek yang sangat penting
dalam komunikasi data adalah kecepatan pengiriman data lewat media transmisi.
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam menentukan kecepatan maksimum, antara
lain adalah:
- Mutu jalur tranmsisi
- Panjang sambungan
- Sifat-sifat elektrikal dan
- Jenis modem
Mutu jalur transmisi ditunjukkan
oleh bandwidth-nya. Bandwidth menunjukkan ukuran kapasitas jalur
transmisi yang dinyatakan dalam satuan:
- Baud (Bd) adalah kecepatan modulasi
- Bit per detik (bps) adalah kecepatan sinyal
- Karakter per detik (cps) adalah kecepatan transmisi
Kecepatan modulasi berhubungan
dengan lalu lintas di jalur transmisi. Kecepatan elemen informasi dalam jalur
tranmsisi dinyatakan dalam satu baud (elemen per detik). Pada dasarnya kecepatan
ini menunjukkan kecepatan maksimum perubahan kondisi jalur transmisi. Satu
elemen sama dengan jumlah bit per detik dapat ditransmisikan dalam jalur
transmisi.
Berikut ini adalah dua contoh
perhitungan kecepatan transmisi:
- Sebuah terminal start/stop beroperasi dengan kecepatan sinyal yang relatif lambat, 110 bps. Pada kecepatan ini digunakan modem yang mentransmisikan setiao bit sebagai satu elemen. Oleh karena itu kecepatan modulasinya adalah 110 baud. Pada contoh ini, setiap karakter terdiri dari 11 bit (1 start bit, 7 data bit, 1 bit paritas dan 2 stop bit) sehigngga kecepatan tramsmisinya adalah 110 bps:11 bit = 10 cps.
- Suatu terminal sinkron memiliki kecepatan sinyal 2400 bps. Misal diasumsikan bahwa lebar baud tidak memadai untuk mempertahankan kecepatan ini. Oleh karena itu digunakan modulasi yang menggabungkan dua bit menjadi satu elemen, sehingga diperoleh kecepatan modulasinya 1200 baud. Jadi pada transmisi ini, satu karakter terdiri daru 8 bit (7 bit data dan 1 bit paritas), maka kecepatan transmisinya adalah 2400 bps: 8 bit = 300 cps)
4.6
Kapasitas jalur transmisi
Kapasitas jalur transmisi dapat
digolongkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan kapasitasnya, yaitu:
- Narrowband Channel (Subvoice Grade Channel)
kecepatan
sinyal pada jalur transmisi ini adalah 50-300 bps. Transmisi jenis ini
membutuhkan biaya instalasi yang relatif rendah, tetapi biaya overhead-nya
relatif mahal dengan tingkat kesalahan yang cukup besar.
- Voiceband Channel (Voice Grade Channel)
Kecepatan
sinyal pada jalur transmisi ini adalah 300-500 bps. Jalur transmisi ini dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu dial up (switched lines) dan private lines
(lease line). Dial up adalah saluran komunikasi yang diperoleh dengan
menggunakan jaringan telepon. Sebelum hubungan terjadi, pemakai harus mendial
nomor telepon tempat yang akan dituju. Sedangkan private line adalah
saluran yang menggunakan jaringan telepon, tetapi memakai fasilitas khusus
sehingga dapat digunakan oleh Telkom.
- Wideband Channel
Kecepatan
transmisi sinyal pada jenis transmisi ini dapat mencapai jutaan bps, misalnya
kabel coaxial, microwave dan lain-lain.
http://jomka.tripod.com/media_transmisi.htm




0 comments:
Post a Comment